Sumber: blog.pigijo.com
Apakah Sobat Pesona salah satu orang yang hobi travelling? Kira-kira apa jadinya ya, kalau kegiatan travelling digabungkan dengan olahraga? Wah, pasti bakal terasa lebih seru dan menyenangkan ya.
Sepanjang tahun ini ternyata tren berwisata sambil berolahraga banyak diminati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara lho. Hal inilah yang melahirkan istilah sport tourism sehingga mampu membangkitkan potensi pariwisata dan ekonomi di Indonesia.
Bagi kamu yang ingin menikmati liburan sambil menyaksikan perlombaan sepeda downhill, kamu wajib nih datang ke event tahunan BOB Downhill 2024. Mau tahu fakta menariknya? Yuk, simak ulasan berikut ini!
1. Disuguhi dengan Latar Belakang Candi Borobudur yang Memesona
Sumber: kompas.com
Berbeda dengan ajang perlombaan balap sepeda pada umumnya yang lebih banyak mengambil jalur lintasan dengan jalan beraspal halus, perlombaan sepeda downhill justru kebalikannya. Pada olahraga ini biasanya para atlet menggunakan jenis sepeda MTB (Mountain Bike) guna melibas lintasan curam dan ekstrem di jalan perbukitan. Jalur yang dilewati biasanya sempit berliku dan para atlet akan menemui berbagai rintangan seperti akar pohon, dan bebatuan terjal.
Diinisiasi oleh Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) berkolaborasi dengan Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia) dan Radio Geronimo, event tahunan sport tourism bernama BOB Downhill 2024 yang berlangsung pada 18-19 Mei 2024 dengan lokasi perlombaan yang cukup memanjakan mata lho.
Berlokasi di De’Loano Glamping Kawasan Borobudur Highland, Jawa Tengah, kamu akan melihat pemandangan alam yang ciamik! Soalnya saat berada di atas bukit De’Loano Glamping dalam kondisi cuaca tanpa kabut, kamu jadi bisa melihat kemegahan Candi Borobudur lho. WOW! Keren banget ya.
Untuk menuju ke kawasan Borobudur Highland, cukup mudah dijangkau kok. Jika dari Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta kamu hanya menempuh perjalanan sekitar 47 km atau kurang lebih 1 jam 30 menit.
Di kawasan ini terdapat lima zona yang sedang dikembangkan. Area tersebut meliputi zona resort eksklusif, zona wisata petualangan, zona wisata eksotis, zona wisata budaya, dan zona gerbang masuk.
2. Sebanyak 300 Peserta Ditargetkan Akan Mengikuti Lomba Ini
Jika di tahun sebelumnya jumlah peserta yang mengikuti lomba BOB Downhill mencapai 204 orang, maka di tahun ini antusiasme peserta diharapkan mengalami peningkatan. Pihak penyelenggara sendiri menargetkan jumlah peserta yang akan mendaftar berjumlah 300 orang. Para peserta akan dibagi dalam beberapa kategori di antaranya kategori peserta Men Elite, Men Junior, Woman Elite, Woman Open, Men Youth, Men Pra Youth, Men Sport A & B, Men Master A – B – C – D – E.
Memiliki jarak lintasan sejauh 1,5 km, event olahraga ekstrem ini mengambil rute di sekitar kawasan Deloano Glamping, yang berada di perbatasan Magelang-Purworejo-Kulonprogo.
Agar menambah kemeriahan dan semangat untuk para peserta lomba, pihak penyelenggara menyediakan total hadiah senilai Rp76 juta.
3. Sisi Keamanan dan Kenyamanan Peserta Tetap Diutamakan
Ilustrasi foto: uci.org
Bagi kamu penggemar olahraga ekstrem sepeda downhill, mungkin rasa khawatir berlebih kerap kali menghantuimu. It’s oke. Itu wajar kok. Tapi perlu kamu tahu, pihak penyelenggara BOB Downhill 2024 sebenarnya tetap mengedepankan sisi keamanan dari para pesertanya. Standar keamanannya pun tidak main-main karena asesor yang terlibat berasal dari UCI (Union Cycliste Internationale/Uni Sepeda Internasional) serta mendapatkan dukungan dari Indonesia Cycling Federation (ICF).
Oh iya, untuk kamu ketahui, UCI (Union Cycliste Internationale/Uni Sepeda Internasional) didirikan pada tahun 1900 di Paris oleh organisasi olahraga bersepeda nasional Belgia, Amerika Serikat, Prancis, Italia, dan Swiss. Tugas UCI adalah mengeluarkan lisensi balap untuk pengendara sepeda dan menegakkan aturan disiplin pada masalah doping. UCI juga mengelola klasifikasi balapan serta menetapkan sistem ranking poin dalam berbagai cabang olahraga sepeda termasuk kompetisi sepeda gunung dan BMX.
Setelah Puas Memacu Adrenalin Di Lintasan Curam BOB Downhill 2024, Yuk, Lanjut Liburan ke Destinasi Menarik di Purworejo!
1. Menelisik Sisa Sejarah Kerajaan Hindu di Goa Seplawan
Sumber: kompas.com
Berada di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, berbatasan langsung dengan Kulon Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Goa Seplawan ini menyajikan keindahan alam yang cukup memanjakan mata serta menyimpan sejarah panjang lho.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Goa Seplawan merupakan saksi sejarah adanya sebuah kerajaan Hindu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sebuah arca emas 22 karat, tinggi 9 cm, berat 2,5 kg di area Goa Seplawan pada 15 Agustus 1979.
Demi menjaga keberadaan situs bersejarah, arca emas yang asli tersebut masih tersimpan di Museum Nasional. Sedangkan arca emas Dewa Siwa dan Dewi Parwati yang terdapat di Goa Seplawan ini merupakan patung replikanya.
Saat masuk ke dalam area goa, kamu akan menemukan jalur sempit yang ketinggian lorongnya hanya setinggi 80 cm dan hanya cukup untuk satu orang saja. Tapi walau begitu, kamu tetap bisa menikmati keindahan stalaktit dan stalakmit yang masih aktif.
Saat kamu menyusuri goa disarankan untuk membawa headlamp atau senter untuk membantumu menerangi jalan. Tetaplah berhati-hati dan jangan sampai lengah. Karena di area goa ini jalannya cukup licin untuk dilewati.
2. Menikmati Sunrise dan Sunset di Gunung Kunir
Sumber: harapanrakyat.com
Terletak di Desa Benowo, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang termasuk kawasan Pegunungan Menoreh ini, emang cocok banget buat menikmati sunrise maupun sunset.
Berada pada ketinggian 950-975 mdpl, di puncak Gunung Kunir jika kondisi cerah tanpa banyak kabut, kamu bisa banget lho menikmati pemandangan lima gunung sekaligus, yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Pegunungan Dieng.
Untuk mendaki Gunung Kunir Benowo, kamu anak dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp10.000 per orang. Jika kamu membawa kendaraan, kamu harus membayar biaya parkir sekitar Rp2.000 hingga Rp5.000, tergantung jenis kendaraan yang digunakan.
3. Melihat Bukti Sejarah Zaman Penjajahan Jepang di Benteng Kalimaro
Sumber: kompasiana.com
Benteng Pendem Kalimaro merupakan sebuah benteng pertahanan peninggalan Jepang yang dibangun pada tahun 1942. Benteng ini dibangun di atas pegunungan Menoreh dengan konstruksi beton bertulang seluas sekitar 500 ha. Total benteng ada sekitar 11 bangunan bunker dan tersebar di 3 desa yaitu Desa Bapangsari, Dadirejo dan Tlogo Kotes.
Dinamakan Benteng Pendem Kalimaro karena benteng ini terlihat seperti terpendam di dalam tanah. Di samping bertujuan untuk menyembunyikan penglihatan dari serangan musuh, timbunan tanah ini dulunya diyakini mampu menahan ledakan peluru meriam kapal atau bom musuh.
Sesuai dengan fungsinya, benteng ini dibangun sebagai pusat pertahanan, pelatihan perang parit dari tentara Jepang, serta penyembunyian meriam-meriam Jepang dari penglihatan musuh. Saat berada di area ini, kamu akan melihat parit selebar 1 m yang saling menghubungkan antara satu benteng dengan lainnya. Selain itu kamu juga bisa melihat dua buah casemate yang diberi struktur perlindungan.